Kapita Selekta pada 14 November 2013, saya tidak bisa hadir dikarenakan masih masa penyembuhan dari penyakit anemia, dan saya mendapatkan ringkasan isi seminar ini dibuat oleh Anggita Dwi L. Kapita Selekta dibawakan oleh bapak Cahyo Alkantana, Beliau seorang Sarjana Arsitektur, Atmajaya Yogyakarta dan mendapatkan beasiswa S1-S3 ilmu kelautan di Inggris, sehingga ia sekarang bergerak dibidang Kelautan, Beliau juga merupakan sutradara dari beberapa film dokumenter National Geographic dan beberapa film dokumenter tentang kelautan di beberapa stasiun TV; dan juga memiliki resort di Gunung Kidul yang bernama Jomblang Resort dan Kalisuci, dimana ini merupakan tempat wisata baru di Gunung Kidul, dan skil yang tidak kalah menarik yang Beliau punya adalah Cave dan Diving Instructor. Kecintaan Beliau pada bidang perairan dan kelautan inilah yang membawa Beliau sekarang untuk memberdayakan potensi-potensi kelautan yang ada di indonesia. Kapita Selekta kali ini dibawakan dengan menonton salah satu film dokumenter terbarunya yang ditujukan untuk mempromosikan Pegunungan Sewu yang ada di Yogyakarta sebagai kawasan wisata geopark serta sebagai sumber air yang baru yaitu di kawasan batuan gampingnya. Kawasan Gunung Sewu sendiri dulunya berada di bawah laut, namun karena peristiwa alam permukaan kawasan itu naik ke permukaan bumi membuat daratan baru yang berkontur unik. Kawasan ini juga mempunyai beberapa wilayah yang menarik, diantaranya banyaknya goa-goa dan gunung kecil, serta salah satu yang paling menarik wisatawan yaitu ‘sinar surga’ yang merupakan sinar yang masuk lewat celah-celah goa sehingga berbentuk seperti aurora. Di dalam goa tersebut juga terdapat sungai atau aliran air yang bersih dan memiliki debit yang sangat tinggi, inilah yang akan dijadikan sumber air yang baru.
Di indonesia, khususnya di pulau Jawa, sumber air sudah sangat berkurang dikarenakan penduduknya yang semakin bertambah dan lahan hijau yang kian mengecil. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Pak Cahyo adalah memberdayakan aliran air yang terdapat pada ruang batu gamping sebagai sumber air terbarukan. Batuan gamping atau kars merupakan jenis batuan yang berasal dari perut bumi dan memiliki porositas yang cukup tinggi (berpori). Batu gamping karena daya porositasnya, memiliki daya resapan yang tinggi terhadap air, setelah itu air akan turun ke bagian bawah dari batuan dan mengendap atau terbuang begitu saja ke sungai-sungai atau laut. Air yang keluar dari batuan gamping ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan hidup karena kandungannya yang baik dan tidak berbahaya. Namun, permasalahan yang dihadapi adalah aliran air tersebut berada di kedalaman 50 meter dengan debit yang sangat tinggi dan ketinggian air yang fluktuatif terutama pada saat musim hujan. Air tersebut harus dibendung dan dipompa ke atas untuk dapat dikonsumsi. Selain itu, batu gamping memiliki hampir semua bahan semen sehingga lahan batu gamping banyak diperebutkan oleh perusahaan semen. Namun, menurut Beliau untuk melindungi kawasan-kawasan yang terancam seperti itu hanya ada satu pendekatan yaitu dengan pariwisata. Karena pariwisata selain dapat melindungi alamnya, juga dapat memberdayakan masyarakat sekitar, khususnya dalam bidang ekonomi. Batu gamping memiliki ruangan berporinya dapat menghasilkan sekitar 5 miliyar kubik perdetiknya dan dapat menyimpan air sehingga pada musim kemarau cadangan airnya tetap ada walaupun debitnya berkurang. Perlunya instalasi untuk pengangkatan air menjadi faktor penting dalam pemberdayaan sumber mata air yang baru ini, dan Beliau berharap kami untuk dapat bergerak berkontribusi dalam bidang-bidang seperti ini, karena pemerintah belum tentu mau ikut campur tangan. Pendapat saya, benar kata Pak Cahyo bahwa memang dimana ada sumber air ini harus segera digali dan dikembangkan karena pastilah sangat dibutuhkan di masa depan.
ACW's Blog 