[Update On 5 September 2014 11:30]
Pada kelas Kapita Selekta pada 31 Oktober 2013, saya (Albertus) berhalangan hadir dikarenakan sakit tipes dan masalah darah (anemia) jadi untuk KapSel dibuat oleh Anggita Dwi L. silahkan menikmati. Kapita Selekta kali ini diisi oleh Afriandi Eka Prasetya, S.T. M.T. yang juga alumni dari Teknik Kimia UI angkatan 1998 dan sekarang telah bekerja di SKK Migas Beliau membawakan kuliah dengan judul “Merawat Sumur dan Menjaga Produksi Migas”, walaupun terlambat hampir 30 menit karena terjebak demo buruh yang tengah berlangsung. Pada awal pembahasan, Beliau mengatakan bahwa cadangan migas di Asia Pasifik merupakan angka yang paling kecil dibandingkan dengan belahan dunia lainnya, apalagi di Indonesia. semenjak 10 tahun yang lalu terjadi ketimpangan antara produksi dan konsumsi dari migas, dan pada setahun terakhir produksi minyak menurun sebanyak 30%, ini membuktikan sifat konsumtif yang dimiliki oleh penduduk Indonesia. selain itu, sifat negatif dari beberapa penduduk Indonesia adalah sukanya mencuri minyak pada pipa minyak yang ada dengan cara melubanginya, atau mencuri peralatan sumur dari migas itu sendiri, ini menyebabkan tidak efisiennya distribusi dan produktifitas dari sumur migas tersebut. Lebih lanjut tentang persedian migas,
di Indonesia sendiri telah berdiri sebanyak 9 kilang minyak, namun kapasitasnya tidak bertambah (700k barel/hari), sehingga kita masih harus mengimpor minyak sebanyak 500k barel/hari. Lalu Beliau mengajak kita untuk melihat kondisi sumur migas yang ada di Indonesia, banyak dari sumur yang sudah tidak berproduksi lagi kondisinya sudah tidak baik, terlebih karena banyak pencurian material yang terjadi. Berbicara mengenai kondisi sumur, kinerja dari sumur itu sendiri haruslah diperhitungkan, kinerja sumus dibagi menjadi 2 macam, yaitu kinerja aliran dan kinerja tubing. Menurut pak Eka, penurunan kinerja sumur disebabkan oleh beberapa hal, contohnya saja sumbatan yang terjadi akibat peningkatan aliran, korosi, serta problem mekanis lainnya. Untuk itu, dibutuhkan beberapa metode perawatan untuk sumur, yaitu dengan cara pengukuran sumur, pemeliharaan sumur, serta kinerja ulang sumur. Pengukuran sumur dan pemeliharaan sumur dilakukan dibeberapa tempat, seperti di well head, di tubing, di lubang sumur, dan di koneksi antara lubang sumur dengan zona produksi. Dalam kinerja sumur, dilakukan beberapa perlakuan seperti merubah sumur, pemancingan agar alirannya kembali seperti semula, modifikasi kondisi produksi dan koneksi antara lubang sumur dengan zona produksi.
Operasi perawatan sumur dibagi lagi menjadi beberapa bagian berdasarkan kondisi dan kapasitas sumur, yaitu sumur ringan, berat, terkendali, dan khusus. Untuk perawatan sumur ringan, dilakukan dengan cara wireline(tidak untuk sumur horizontal) dan pumping atau memompa bagian dalam sumur agar alirannya dapat lancar kembali. Untuk sumur berat dilakukan dengan cara snubbing, dan coiled tubing, aplikasinya antara lain untuk pembersihan pipa aliran. Untuk sumur terkendali dilakukan dengan pulling unit, yaitu sejenis alat untuk mengangkat dan memasukkan rangkaian produksi, serta dapat dilakukan dengan workover rig, untuk perbaikan mekanis dan reservoir. Untuk sumur khusus seperti subsea (lepas pantai) dilakukan dengna vessel, rig terapung, maupun dengan bantuan penyelam, lalu sumur horizontal, dilakuan dengan horizontal well, kecuali dengan wireline. Selain melakukan perawatan, perlu juga dilakukan pengendalian sumur yang ditujukan untuk menghindari beberapa kecelakan pada sumur, contohnya adalah kebakaran pada sumur produksi yang dikarenakan oleh hubungan terbuka dengan reservoir, dan sebagainya. Beberapa perlakuan yang disebutkan diatas sangat berpengaruh pada cadangan, kapasitas produksi, serta umur sumur migas, dan dari tahun ke tahun kualitas perawatan sumur di Indonesia meningkat tajam. Dengan perawatan dan pengendalian sumur disimpulkan dapat menaikan efektifitas dan kualitas dari produksi migas.
Pendapat saya (Albertus) untuk masalah BBM atau migas ini, Indonesia seharusnya mulai cepat menaikkan harga BBM yang dijual atau melepas subsidi secepatnya, tetapi sebagai gantinya menaikkan kesejahteraan warga melalui lapangan kerja baru dengan memajukan terlebih dahulu industry dalam negeri dengan memberikan subsidi pada mereka para industry baru.
Albert, saya senang melihat presentasi saya dipublikasikan di blog ini. Namun ada beberapa kesalahan yang perlu dikoreksi, sbb:
1. saya alumni TK UI angkatan 1998
2. kilang minyak yang ada di Indonesia baru ada 9 dan kapasitas maksimumnya 700 ribu barrel per hari, dengan konsumsi nasional sekitar 1,3 juta bph masih kurang alias impor bbm sebesar 500 ribu bph.
3. untuk perawatan sumur horizontal, semua metode yg disebutkan sebelumnya dapat digunakan kecuali wireline.
tulisan yg ada cukup baik, terus kembangkan bakat jurnalismenya ya. terima kasih, semoga bermanfaat.
Terimakasih Pak Eka sudah mau mampir di blog saya.
Saya memohon maaf terlebih dahulu karena ada beberapa kesalahan pada ringkasan kami.
Akan saya ganti pak secepatnya. Terimakasih.
thx albert. semoga bermanfaat.