Kamis 12 September 2013, Kapita Selekta kali ini diisi oleh pembicara Ir. Ricky Hikmawan Wargakusumah. Beliau lulusan Teknik Kimia ITB, dan hukum bisnis Unpad dan ilmu hukum Unpad. Beliau adalah seorang direktur utama PT. Pasadena Engineering Indonesia (PEI). Perusahaan tersebut aktif dalam pemanfaatan bahan-bahan sisa produksi atau yang belum dimaanfaatkan, dan dirubah menjadi suatu energy atau bahan bakar untuk membantu kerja manusia. Topik bahasan kapita selekta kali ini memang berhubungan dengan perusahaan tersebut, yaitu: Merajut Implementasi Teknik Kimia Hijau di Indonesia. Kimia hijau yang dimaksud adalah pemanfaatkan bahan yang ramah lingkungan. Suatu perusahaan baru bisa disebut teknologi kimia hijau jika sudah memenuhi 12 azas dan 4 pilar dasar.
Ir. Ricky mengungkapkan bahwa dibutuhkannya konsep teknologi berbasis sumber daya terbarukan yang bersinergi dan melengkapi dalam menciptakan energy terbarukan seperti yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit di pulau Kalimantan, para pekerja yang berpenghasilan 9 juta perbulan terbiasa membeli solar untuk menyalakan diesel yang menghasilkan listrik setiap hari dan diberikan alat yang oleh PT. PEI untuk menghasilkan listrik dengan bahan sisa produksi kelapa sawit yang dipotong kecil-kecil. Pada awalnya memang tidak dipakai karena dengan penghasilan yang sudah termasuk tinggi mereka tidak perlu menyusahkan diri dengan alat kimia hijau tersebut, tetapi karena kelangkaan solar maka listrik yang dihasilkan menurun, dan mereka memanfaatkan alat tersebut, dan mereka bisa menghemat sampai 60% dari pengeluaran mereka untuk biaya solar. Alat-alat lain hasil buatan PT. PEI ini sudah bisa memanfaatkan serbuk sisa gergaji, gula, etanol, pati, pohon pinus, singkong. Pemakaian kimia hijau ini memang masih kecil, yaitu sekitar 2-5% pengganti penggunaan BBM, walaupun sangat kecil, ini adalah suatu awal yang bagus, dan harus dikembangkan karena penggunaan subsidi BBM adalah salah satu pengeluaran Negara yang besar. Pendapat saya adalah sangat bagus apa yang bapak Ricky lakukan, walau hasilnya pasti belum seefisien yang diharapkan tetapi dengan riset terus menerus pasti suatu saat nanti akan efisien 😀
Beliau juga berkata insinyur-insinyur di Indonesia akan semakin sepi karena banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang lebih instant untuk kaya apalagi setelah UU Insinyur disahkan, padahal Indonesia 20 tahun lagi diperkirakan akan menjadi Negara maju jika bertumbuhan ekonomi seperti ini, bahkan sekarang saja PII saja sudah sampai merekrut insinyur-insinyur dari luar negeri untuk pembangunan di Indonesia. Karena memang seharusnya insinyur-insinyur tersebut mempermudah pekerjaan-pekerjaan manusia, sebagai contoh: petani masih saja harus menanam tanamannya dengan kekuataannya sendiri, padahal sudah jelas bisa diotomasikan. Pendapat saya adalah ya memang masih banyak celah yang belum disempurnakan oleh insinyur-insinyur Indonesia dalam kegiatan sehari-hari ini juga dipengaruhi oleh tidak adanya daya tarik untuk membuat hal itu menjadi hal yang harus dicapai, maksud saya jika Pemerintah memberikan dana atau suatu yang besar bagi yang bisa menciptakan pastilah banyak insinyur yang berlomba-lomba menciptakan teknologi tersebut. Beliau juga berkata bahwa Indonesia masih saja menjual barang mentah ke luar negeri padahal kita bisa mengelolanya menjadi barang jadi dan menciptakan banyak lapangan kerja dari industry-industri tersebut dan ini juga dipengaruhi oleh banyaknya orang yang mengambil keuntungan pribadi dari penjualan tersebut, karena yang diuntungkan hanya kedua pihak yang bertransaksi, tetapi tidak untuk seluruh rakyat Indonesia di masa depannya. Pendapat saya adalah ya pasti banyak orang seperti itu, yang bisa kita lakukan adalah berdoa agar pengelola bahan mentah tersebut memikirkan masalah kedepannya; untuk industry akan mudah dilakukan jika adanya tunjangan dana atau bantuan dari pemerintah untuk masalah-masalah yang akan terjadi. Beliau juga berkata bahwa bagaimana Indonesia mau memajukan negaranya dalam bidang teknologi jika saat ingin membangun industry kereta, tetapi Negara maju (Jepang) menawarkan harga yang murah untuk kereta bekasnya, ya memang kalau dibanding dengan biaya produksi kereta baru memang sangat jauh, tetapi ini dapat merubah Indonesia ke depannya. Pendapat saya adalah ya benar, mau bagaimanapun Indonesia harus berani mengambil langkah menjadi teknopreneur agar tidak tertinggal dari Negara lain. Beliau juga berkata tentang masalah infrastruktur di Indonesia yang masih kalah dari Negara luar sehingga kegiatan penjualan sangat tidak menguntungkan karena masih banyak pungli dan alat yang tidak tersedia (mobil angkutan barang yang lebih besar). Pendapat saya adalah polisi harus bertindak untuk membersihkan kegiatan-kegiatan seperti itu dan para insinyur pun harus berturut serta dalam kemajuan teknologi kedepannya. Pak Ricky berkata dalam membuat suatu yang lebih baik memang terkadang harus mengorbankan sesuatu, yang bisa kita lakukan adalah memilih apakah yang lebih baik untuk dikorbankan.